Radarindramayu, JAKARTA - Rencana Kementerian ESDM dinilai oleh Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Aceh untuk mengalihkan penggunaan elpiji tiga kilogram ke kompor induksi atau listrik belum layak dan dapat membebani konsumen.
Ketua Hiswana Migas Aceh Nahrawi Noerdin mengatakan bahwa, "Apabila konversi dari elpiji ke kompor listrik tersebut dilaksanakan, malah akan membebani konsumen," katanya , Selasa 21 Juni 2022.
Nahrawi bilang, belum layaknya penggunaan kompor listrik bagi masyarakat Indonesia terutama Aceh karena memang beban biaya listrik di tanah air cukup mahal, bahkan tertinggi di Asean.
Seharusnya, Pemerintah Indonesia sebaiknya membuat pengaturan pendistribusian elpiji tiga kilogram itu lebih tepat sasaran terhadap masyarakat kalangan menengah ke bawah," katanya.
BACA JUGA:DKPP Kota Cirebon Sosialisasi Pemotongan Hewan Kurban
Lanjut Nahrawi, jika pemerintah nantinya memaksakan konversi ke kompor listrik ini, maka juga dapat merugikan pelaku UMKM serta para pelaku usaha lainnya, dan dapat mempengaruhi perekonomian rakyat.
Seperti yang dilansir dari fin.co.id, "Jelas berdampak pada pelaku usaha jika dialihkan, karena biaya listrik di Indonesia sangat tinggi. Belum lagi ada rencana mau menaikkan harga listrik," ujarnya.
Masih Menurut Nahrawi, penerapan kompor induksi di Indonesia bukan sebuah solusi yang harus dilakukan jika harga tarif listrik masih tinggi, berbeda dengan daerah lain di wilayah Timur Tengah.
BACA JUGA:Cloudflare Down, Banyak Website Kena Imbas
"Di Arab Saudi dan Timur Tengah murah, bahkan ada yang free lagi listriknya, nah kalau itu baru solusi namanya," kata Nahrawi.
Karena itu, Nahrawi berharap pemerintah memikirkan secara matang terlebih dahulu jika ingin melakukan konversi ke kompor listrik, mengingat itu sangat memberikan dampak terhadap masyarakat terutama pelaku usaha.(len/fin)
BACA JUGA:Jalan Tol Cisumdawu Terbaru, akan Terhubung ke Cipali, GT Ujung Jaya Rampung