Presiden Joko Widodo Ditemani Elon Muks Mengunjungi Pabrik Produksi Roket SpaceX

Senin 16-05-2022,14:00 WIB
Editor : Leni indarti hasyim

Radarindramayu - Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke pabrik  produksi roket SpaceX di Boca Chica, Amerika Serikat.

Pendiri Tesla orang terkaya di dunia Elon Musk menerima kunjungan Presiden Jokowi dan menyampaikan ketertarikannya terhadap masa depan Indonesia.Saat menerima kunjungan Jokowi, seperti biasa Elon tampil sederhana.

Dengan tampilan sederhana Elon mengenakan kaus oblong dan mengajak Jokowi keliling, dan Elon menyampaikan ketertarikan dengan masa depan Indonesia yang bagi dia, Indonesia terlihat sangat optimistis menghadapi masa depan. Indonesia juga dinilai memiliki energi positif. " Saya rasa Indonesia memiliki potensi yang besar," kata Elon.

Elon menuturkan, melalui produk Tesla dan SpaceX, pihaknya akan mencoba menjalin beberapa kerja sama dengan Indonesia. Menurut dia, salah satu potensi Indonesia adalah populasinya yang sangat besar dan terus berkembang. Menurut Elon, pihaknya membutuhkan banyak orang pada masa depan.

BACA JUGA:Kecelakan Tol Surabaya-Mojokerto Hari Ini, 11 Orang Tewas Usai Bus Tabrak Tiang VMS

BACA JUGA:Hari Raya Waisak, Umat Buddha Khidmat Laksanakan Ibadah di Vihara Dewi Welas Asih

Dan Elon juga menyampaikan sangat tertarik untuk segera berkunjung ke Indonesia. Dia bahkan menyampaikan langsung kepada Jokowi akan berkunjung ke Indonesia pada November. Kedatangan tersebut merupakan jawaban langsung atas undangan yang disampaikan Jokowi untuk Elon.

Jokowi menyatakan, kunjungannya kali ini merupakan tindak lanjut perintahnya kepada Menteri Koordinator Bidang Investasi dan Maritim Luhut Binsar Pandjaitan. Seperti diketahui, pada pengujung April lalu, Luhut bersama rombongannya bertemu dengan Elon. ’’Berbicara dengan Elon mengenai investasi, mengenai teknologi, mengenai inovasi,’’ ungkap Jokowi.

Dia bertemu langsung dengan Elon untuk mendiskusikan materi-materi tersebut. Dia berharap Elon bisa bekerja sama dengan Indonesia pada masa mendatang.

BACA JUGA:Peringati Hari Raya Waisak 1.252 Narapidana Budha Terima Remisi Khusus Waisak dan 7 Napi Bebas

BACA JUGA:一百二十

Pertemuan Luhut dengan Elon saat itu menghasilkan beberapa poin. Salah satunya, Indonesia kembali mengajak Tesla untuk investasi ekosistem produksi kendaraan berbasis listrik di Indonesia. Seperti diketahui, sebelumnya Tesla berkeinginan melakukan investasi di Indonesia. Namun, tiba-tiba mereka mundur.

Hasil riil dari pertemuan antara Musk dan Jokowi belum diungkap. Namun, Tesla, salah satu perusahaan milik Musk, mungkin melirik Indonesia untuk berinvestasi karena Indonesia memiliki beberapa tambang tembaga, nikel, dan timah terbesar dunia. Sumber daya alam yang melimpah inilah yang kerap memikat investor asing. Nikel adalah bahan utama pembuatan baterai.

Dilansir Bloomberg, pembicaraan potensi kemitraan telah dilakukan pemerintah Indonesia dan tim Musk selama beberapa tahun terakhir. Termasuk di antaranya adalah pengembangan kendaraan listrik dengan Tesla dan kemungkinan situs peluncuran roket SpaceX. Namun, sejauh ini belum ada kesepakatan yang tercapai.

India Times memperkirakan Tesla mungkin akan mempertimbangkan untuk masuk ke pasar Indonesia. Itu dilakukan setelah rencana untuk masuk pasar India ditunda lebih dulu karena tidak adanya kesepakatan penurunan tarif bea masuk. Tesla tak lagi mencari showroom di India dan memindahtugaskan tim domestiknya yang gagal mengamankan pajak impor. Pemerintah India meminta Tesla berkomitmen membuat mobil di India lebih dulu sebelum menurunkan tarif. Di India, pajak untuk kendaraan impor bisa mencapai 100 persen.

BACA JUGA:Wanita Bercadar di Pringsewu Lampung Meresahkan, Keliling Pakai Pakaian Serba Putih

BACA JUGA:Ridwan Kamil Temui Airlangga, Tegaskan Bakal Balas Budi Terhadap Golkar

Indonesia dinilai memiliki kebijakan yang lebih ramah dan mendukung tujuan program kendaraan elektronik (EV) di negaranya. Karena itu, para produsen mulai berkomitmen untuk berinvestasi. LG Energy Solution dan beberapa perusahaan lainnya menginvestasikan sekitar USD 9 miliar (Rp 131,6 triliun) untuk mendirikan rantai pasokan, mulai pertambangan hingga manufaktur di Indonesia. Hyundai Motor Co juga mengembangkan pabrik baterai.

Sementara itu, pembuat powerpack terbesar di dunia, Contemporary Amperex Technology Co, juga menginvestasikan hampir USD 6 miliar (Rp 87,7 triliun) dalam proyek baterai dengan PT Aneka Tambang Tbk dan PT Industri Baterai Indonesia. Proyek itu didukung negara. Zhejiang Huayou Cobalt Co dari Tiongkok dan PT Vale Indonesia Tbk bulan lalu juga mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama dalam proyek nikel di Indonesia. Pergerakan investasi itu menunjukkan pentingnya dekat dengan sumber bahan mentah untuk manufaktur.

”Tesla mengetahui hal itu dengan baik,” tulis mantan jurnalis The Wall Street Journal Anjani Trivedi dalam sebuah opini di Bloomberg. Menurut Trivedi, Indonesia mungkin bukan pasar yang menjanjikan untuk mobil listrik. Kekayaan alam dan kebijakan investasinyalah yang membuat banyak perusahaan tertarik.

Jika Musk jadi berinvestasi, Indonesia mungkin akan mengikuti jejak Brasil. Perusahaan penambangan asal Brasil Vale SA Jumat (13/5) menyatakan bahwa pihaknya telah menandatangani kesepakatan jangka panjang dengan Tesla untuk nikel dari perusahaannya yang berada di Long Harbour, Kanada. Mereka tidak memerinci nominal maupun jangka waktu kesepakatan tersebut.

Vale SA akan menyediakan Tesla dengan nikel kelas I yang rendah karbon. Perusahaan yang berbasis di Rio de Janeiro itu menyatakan, nikel yang diproduksi di fasilitas Long Harbour memiliki jejak karbon setara dengan 4,4 ton CO2 untuk setiap ton nikel. Jejak karbon seperti itu menjadikannya pemasok pilihan untuk industri kendaraan listrik.(jp)

BACA JUGA:Ridwan Kamil Temui Airlangga, Tegaskan Bakal Balas Budi Terhadap Golkar

BACA JUGA:Kader Gerindra Puji Langkah Airlangga Bangun Koalisi Indonesia Bersatu

Sumber ini sudah terbit di jawapos.com

Kategori :