Lewat Program CERDIK, Dosen Polindra Pandu Siswa SMP Nurul Halim Belajar Cegah Gagal Ginjal Kronis

Lewat Program CERDIK, Dosen Polindra Pandu Siswa SMP Nurul Halim Belajar  Cegah Gagal Ginjal Kronis

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan tema “Pencegahan Gagal Ginjal Kronis pada Remaja” dilaksanakan di SMP Nurul Halim.-Anang Syahroni-radarindramayu

INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID – Kasus gagal ginjal kronis (GGK) di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Data Kementerian Kesehatan tahun 2022 mencatat, penyakit ginjal menjadi penyebab kematian ke-10 di Indonesia dengan angka mencapai 42 ribu jiwa setiap tahun.

Ironisnya, tren konsumsi makanan ultra-proses (UPF) dan minuman manis di kalangan remaja menjadi salah satu pemicu tingginya risiko penyakit tersebut.

Fenomena ini juga terlihat di SMP Nurul Halim Widasari, Kabupaten Indramayu. Berdasarkan observasi, siswa terbiasa mengonsumsi jajanan ultra-proses, minuman manis, serta makanan cepat saji yang dijajakan di sekitar sekolah. Bahkan, menurut keterangan pihak sekolah, seorang siswa kelas 9 meninggal dunia akibat gagal ginjal kronis pada tahun lalu.

Melihat kondisi tersebut, tim Pengabdian Kepada Masyarakat dari Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) melakukan program “Upaya Pencegahan Gagal Ginjal Kronis (GGK) pada Remaja”.

BACA JUGA:Disdikbud Indramayu Gelar Pembinaan Pengelolaan Dana BOS PAUD

Kegiatan dilaksanakan di SMP Nurul Halim dengan menyasar siswa kelas 7 hingga 9 sebagai peserta utama. Mengajarkan CERDIK Sejak Dini Program ini berfokus pada sosialisasi CERDIK (akronim dari Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stress).

Salah satu Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Dosen Polindra Sukma Diani Putri, S.Pd. M.Biomed menyatakan bahwa CERDIK merupakan panduan gaya hidup sehat yang dicanangkan Kementerian Kesehatan untuk menekan angka penyakit tidak menular.

Selain itu, edukasi mengenai gagal ginjal kronis diberikan melalui penjelasan interaktif mengenai fungsi ginjal, bahaya makanan ultra-proses, dan tanda-tanda awal penyakit ginjal. Metode penyampaian dibuat bervariasi, mulai dari ceramah, diskusi kelompok, permainan edukatif, pemutaran video, hingga pemeriksaan kadar gula darah.

“Kami ingin membentuk kesadaran sejak dini, bahwa kesehatan ginjal harus dijaga melalui pola makan yang lebih bijak. Anak-anak harus tahu bahwa jajanan instan yang terlihat menarik justru bisa menjadi bumerang bagi tubuh mereka,” ujar Sukma. Rabu (17/12/2025).

BACA JUGA:BRI Siapkan Rp21 Triliun untuk Memenuhi Kebutuhan Transaksi Masyarakat di Periode Libur Nataru

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Polindra menargetkan program CERDIK menjadi pemantik perubahan gaya hidup di kalangan remaja sekolah.

“Jika generasi muda lebih peduli dengan pola makan sehat, maka risiko penyakit ginjal kronis di masa depan dapat ditekan,” kata Sukma

Respon Siswa dan Harapan ke Depan

Antusiasme siswa terlihat jelas selama kegiatan berlangsung. Banyak di antara mereka yang baru menyadari bahwa konsumsi jajanan manis dan instan lebih dari tiga kali sehari dapat menimbulkan risiko serius di masa depan.

Pihak sekolah juga menyambut baik kegiatan ini. “Kami berharap program ini tidak berhenti di sini saja, melainkan bisa berlanjut dalam bentuk pengawasan kantin sekolah dan kolaborasi dengan orang tua siswa,” ungkap Kepala SMP Nurul Halim Widasari, Agus Salim, SPd. (oni)

BACA JUGA:Perkuat Posisi ‘Satu Bank Untuk Semua’, BRI Lakukan Corporate Rebranding Menyeluruh sebagai Pilar Transformasi

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: