Saksi Kunci Kematian Satu Keluarga di Indramayu, Lihat Mobil Parkir Depan Rumah di Paoman
Kerabat korban, Zul menyebut, tukang sapu di Jl Siliwangi adalah saksi kunci kematian 5 orang yang masih satu keluarga di Kelurahan Paoman, Kabupaten Indramayu.-Foto: Adun Sastra-RADARINDRAMAYU.ID
RADARINDRAMAYU.ID - Misteri kematian 5 orang yang masih satu keluarga di Kelurahan Paoman, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu, mulai menemukan petunjuk hingga saksi kunci.
Sayangnya, salah satu saksi kunci tersebut, ketakutan untuk menyampaikan kesaksiannya kepada Polres Indramayu.
Sejumlah keluarga almarhum H Sahroni dan warga setempat meminta kepada polisi segera mengungkap meninggalnya kakek, anak, menantu dan 2 orang cucu.
Menurut keterangan suami Rohema, Zulhervi (56), ada beberapa kejadian yang bisa dijadikan petunjuk bagi polisi dalam mengungkap kasus ini.
BACA JUGA:UPDATE Kasus H Sahroni: Pihak Keluarga Bantah Isu Adanya Tamu dari Tangerang dan 5 Porsi Ayam Bakar
Korban Euis pada Jumat, 29 Agustus sore membeli 5 potong ayam bakar. Di salah satu warung.
Keterangan ini didapatkan dari pedagang yang menceritakan kepada Rohema yang tercatat sebagai keponakan H Sahroni.
"Memang benar pedagang ayam bakar menceritakan kepada istri saya (Rohema). Bahwa Euis itu membeli ayam bakar untuk tamu dari Tangerang," jelas Zul sapaan akrab Zulhervi kepada radarindramayu.id saat ditemui di rumahnya, Kamis, 4, September 2025.
Hari berlalu, sampai akhirnya kasus ini terungkap setelah adanya penemuan jenazah satu keluarga tersebut di tumpukan pasir.
BACA JUGA:Saldo Dana Gratis Rp300,000 Ribu, Cuma Lewat Game Penghasil Uang Terbaru 2025!
Kasus ini mulai terendus, kata Zul, saat ibu dari almarhumah Euis pada Senin, 1, September 2025 yang berasal Tanggerang itu menghubungi anaknya dan menantunya Budi.
Ibu almarhumah Euis curiga karena anak dan menantunya tak ada yang mengangkat panggilan telepon.
Sehingga lanjut dia, ibunya almarhumah Euis akhirnya menghubungi keluarga yang ad di Kabupaten Indramayu. Termasuk mengontak temen dekat almarhumah yang biasa mengantar anak sekolah.
Berawal dari kecurigaan ibunya yang sudah dua hari menghubungi tidak aktif, sehingga Zul dan istrinya yakni Ema, sapaan Rohema berusaha untuk menghubungi korban. Kemudian datang ke rumah tersebut.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

