Mulanya Anak - Menantu Dicurigai sebagai Pembunuh Sahroni, Mantan Bupati Indramayu Beri Perhatian
Kasus pembunuhan di Kelurahan Paoman, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu mendapat perhatian luas masyarakat.-Foto: Burhanudin-RADARINDRAMAYU.ID
RADARINDRAMAYU.ID - Mantan Bupati Indramayu, Nina Agustina memberikan perhatian khusus terhadap musibah yang menimpa 5 anggota keluarga yang menjadi korban pembunuhan di Kelurahan Paoman, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu.
Selain mengirimkan karangan bunga, Nina Agustina juga mengucapkan bela sungkawa melalui unggahannya di akun Instagramnya.
Ucapan bela sungkawa tersebut, terutama ditujukan kepada Euis, salah satu korban meninggal. Disertai dengan postingan foto Nina dengan almarhumah.
Dalam keterangan unggahan di akun Instagram pribadinya tersebut, Nina Agustina selain menuliskan keterangan bela sungkawa, juga mendoakan almarhumah beserta keluarga yang juga meninggal.
BACA JUGA:Kasus Pembunuhan di Paoman Indramayu, Misteri Mobil Toyota Corolla Sahroni yang Ditemukan di Babadan
"Sy atas nama pribadi & kel, mengucapkan turut berbela sungkawa.. amal ibadah ibu Euis & kel.diterima Allah SWT... Al Fatehah" tulis Nina Agustina.
Sementara itu, mulanya warga menduga yang meninggal itu hanya H Sahroni. Sebab, mayat yang pertama ditemukan adalah bagian tubuh pria berusia 75 tahun itu.
Ketika ditemukan, tubuh H Sahroni ditumpuk di posisi paling atas dari lima mayat yang dikubur. Mereka dikubur dalam satu lubang pada kasus pembunuhan satu keluarga di Kelurahan Paoman, Kota Indramayu, Jawa Barat.
Ketika gundukan tanah di bawah pohon nangka di halaman belakang rumah itu digali, mayat pertama yang muncul adalah jenazah Sahroni.
BACA JUGA:Ditinggal Eliano Reijnders ke Persib, PEC Zwolle Dapatkan Tristan Gooijer Lagi!
Bahkan para tetangga sempat mencurigai jika pelaku pembunuhan Sahroni adalah anak dan menantunya, Budi (40 tahun) dan Euis (35 tahun). Sebab, telepon keduanya ketika dihubungi tidak aktif.
Adalah Ema (40 tahun), tetangga terdekat yang mencoba menghubungi via telepon milik Budi dan Euis.
“Kami sempat menelefon HP Budi dan Euis untuk memberitahu kalau ayahnya dibunuh dan mayatnya dikubur di belakang rumah, tapi HP Budi dan Euis tidak bisa dihubungi," ungkap Ema.
Karena tidak bisa dihubungi dan HP keduanya mati, Ema dan para tetangga sempat mencurigai jika pelaku pembunuhan itu adalah anak dan menantu H Sahroni. “Sebab saat itu situasinya kacau,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

