Dapat Undangan Khusus dari Ponpes Al Zaytun, Dahlan Iskan Tinjau Produksi Kapal Nelayan Terbesar

Dapat Undangan Khusus dari Ponpes Al Zaytun, Dahlan Iskan Tinjau Produksi Kapal Nelayan Terbesar

PRODUKSI KAPAL NELAYAN: Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan diajak Pimpinan Ma’had Al Zaytun Syekh Panji Gumilang melihat galangan kapal nelayan milik Al Zaytun di bawah PT Pelabuhan Samudra Biru Mangun Kencana, Jumat (19/5). -Adun Sastra-RADAR INDRAMAYU

INDRAMAYU, RADARINDRAMAYU.ID -Dahlan Iskan melaksanakan kunjungan ke Kabupaten Indramayu Jumat-Sabtu (19-20/5). Mantan Dirut PLN dan Menteri BUMN era presiden SBY itu juga diundang secara khusus oleh pimpinan Ma’had Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang untuk menghadiri prosesi wisuda di Ponpes Mahad Al Zaytun, Sabtu (20/5).

Sebelum itu, Dahlan Iskan diajak Syekh Panji Gumilang untuk melihat lokasi pembuatan galangan kapal tradisional milik Al Zaytun di bawah PT Pelabuhan Samudra Biru Mangun Kencana.

Lokasi galangan kapal itu, berada di Jalan Kertawinangun Blok Cibiuk Desa Eretan Kulon, Kecamatan  Kandanghaur, Indramayu. Didampingi CEO Radar Cirebon Group H Yanto S Utomo dan Dirut Pasundan Ekspres Fauzi.
Kedatangan Ketua disambut hangat Panji Gumilang bersama puluhan pengurus Al Zaytun.

Saking terharunya, Panji mengajak Dahlan Iskan melihat dua kapal nelayan tradisional dengan 600 GT.
PT Pelabuhan Samudra Biru Mangun Kencana nantinya akan memproduksi kapal-kapal nelayan untuk mengarungi perairan Indramayu dan sekitarnya.

BACA JUGA:Wagub Uu Kunjungi Al-Zaytun, Syaykh Panji Minta Pemerintah Ambil Sikap

BACA JUGA:Wow, Luar Biasa! Kuwu Desa Cangkingan Wakili Indramayu di Ajang Paralegal Justice Award

Belakangan ini, selain sibuk sebagai pengasuh Ponpes Al Zaytun, ia juga sedang menjalankan bisnis yang barunya.
Syekh Panji Gumilang sedang merintis pembuatan kapal nelayan tradisional. Sebab, usaha ini membutuhkan modal besar.

Produksi untuk satu kapalnya mencapai miliaran rupiah. Konon katanya sudah disiapkan membangun galangan ratusan kapal nelayan.

Usai melihat galangan yang sedang memproduksi 2 unit kapal ukuran 600 Gross Ton (GT) itu, Dahlan Iskan menilai, ini bakal menjadi solusi untuk ekspor ikan dari Indonesia.

Sebab, selama ini ekspor ikan dari Indonesia memang memiliki tonase yang sangat besar. Tetapi tidak diimbangi dengan nilai rupiahnya.

BACA JUGA:NasDem Rekom Dirut Ady Setiawan Jadi Wakil Bupati Pengganti Lucky Hakim

BACA JUGA:9000 Hektar Sawah Tadah Hujan di Indramayu Terbantu Bendungan Cipanas. Dewa : Segera Bangun Saluran Tersier

“Kesulitan terbesar adalah nelayan menggunakan kapal tanpa cold storage, karena kapalnya kecil. Akhirnya kualitas ikan ketika sampai pelabuhan turun. Karena itu harganya murah,” kata Dahlan Iskan.

Karena itu, kata Dahlan, jumlah ekspor ikan Indonesi dalam bentuk ton tinggi sekali, tapi nilai rupiah yang diterima kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: