Sistem Kualifikasi Piala Dunia Eropa Bikin Gattuso Meradang! Begini Kritik Pedasnya!
Sistem Kualifikasi Piala Dunia Eropa Bikin Gattuso Meradang! Begini Kritik Pedasnya!-goal.com-Radar Indramayu
RADARINDRAMAYU.ID - Misi Gennaro Ivan Gattuso yang mengasuh Timnas Norwegia untuk lolos ke Piala Dunia 2026 tampak jauh dari mudah, apalagi harus menang dengan selisih minimal sembilan gol dalam pertandingan penentuan.
Di tengah tekanan berat tersebut, Gattuso melontarkan kritik tajam terhadap sistem Kualifikasi Piala Dunia zona Eropa yang menurutnya tidak adil, terutama bagi tim yang tampil konsisten seperti Italia.
Ia membandingkan dengan sistem Kualifikasi CONMEBOL Amerika Selatan yang jauh lebih 'ramah', dimana persentase tim yang lolos secara langsung jauh lebih tinggi, bahkan dianggap lebih mudah daripada Eropa dan Asia.
Kontroversi ini juga membuka perdebatan lebih luas mengenai format playoff dan mini turnamen antar benua yang membuat perjalanan ke Piala Dunia menjadi semakin pelik bagi negara-negara tertentu, seperti Indonesia dan Bolivia.
BACA JUGA:Bukan Sekadar Ancaman! FIFA Laporkan 11 Pelaku Kasus Pelecehan di Media Sosial Sepak Bola!
Gattuso mengutarakan kegusarannya atas kenyataan bahwa di zona Eropa, Italia bisa meraih 18 poin hasil dari enam kemenangan dan hanya satu kekalahan, tapi tetap harus melewati babak playoff penuh tekanan.
Menurutnya, sistem ini tidak mencerminkan usaha serta hasil yang sudah didapat di babak penyisihan.
Sementara itu, di CONMEBOL, kompetisi terasa lebih langsung dan mudah untuk lolos, dengan hanya beberapa tim yang benar-benar terelimiasi.
Contohnya, Bolivia yang lolos hingga babak playoff walau performa mereka tidak terlalu mencolok, dan Indonesia yang justru gagal lolos meski punya catatan kemenangan lebih banyak dari Bolivia.
Ketidakpastian inilah yang menjadi sorotan Gattuso, yang berharap agar sistem kualifikasi dihitung lebih adil.
Format mini-tournament playoff antar benua menjadi fokus kritik lain, dimana pemain dan pelatih harus menghadapi tim-tim dari zona lain yang level kompetisinya menimbulkan tanda tanya.
Contohnya dalam kasus Bolivia yang harus bertemu dengan New Caledonia (OFC), dan empat tim lainnya berasal dari Asia, Afrika, dan Concacaf, sehingga memperpanjang perjuangan menuju Piala Dunia.
Sistem ini cukup kompleks dan membingungkan karena tidak hanya mengandalkan performa di zona asal, melainkan juga hasil pertandingan lintas konfederasi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

